TANAMAN HERBAL YANG BERPOTENSI ANTIKANKER
2019-09-25
Tambah Komentar
TANAMAN HERBAL YANG BERPOTENSI ANTIKANKER
Kanker menjadi penyakit yang paling menakutkan saat ini. Selain sulit disembuhkan, biayanya juga mahal.Para ahli berusaha mencari alternatif pengobatan untuk kanker yang biayanya bisa lebih terjangkau.
Berikut ini beberapa tanaman herbal yang sedang diteliti karena potensi antikanker yang dimiliki.
1. Sarang Semut (Myrmecodia pendans)
2017 Jurnal Medula menerbitkan artikel ilmiah dengan judul ==> Sarang Semut (Myrmecodia pendans) sebagai Antikanker. <== [1]Sarang Semut (Myrmecodia pendans) |
Ringkasan penelitian sebagai berikut:
Kanker telah menjadi salah satu penyakit utama yang dapat menyebabkan kematian. Data yang didapat dari Global Burden Cancer(GLOBOCAN),International Agency for Research on Cancer (IARC) sebanyak 8 juta orang dari seluruh dunia meninggal akibat kanker. Pada tahun 2012 sekitar 12 juta kasus kanker baru dan diperkirakan jumlahnya akan mencapai 22 juta pada satu dekade berikutnya. Di Indonesia kanker memiliki prevalensi 1,4 per 1000 orang.
Tanaman yang diketahui memiliki kandungan sebagai antikanker adalah sarang semut (Myrmecodia pendans).
Myrmecodia pendans termasuk tanaman umbi-umbian yang sering tumbuh pada dataran Papua. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman khas Indonesia dan merupakan tanaman obat tradisional yang kaya akan kandungan seperti flavonoid dan tanin.
Kandungan flavonoid dalam Myrmecodia pendans diketahui berfungsi sebagai antioksidan.
Pada penelitian fitokimia dalam tanaman sarang semut terdapat kandungan flavonoid dan tanin.
Sarang semut (Myrmecodia pendans) adalah tanaman yang diketahui memiliki kandungan yang dapat menjadi antikanker. Kandungan yang terdapat dalam tanaman sarang semut antara lain adalah tanin terhidroksida, flavonoid, dan tanin terkondensasi. Flavonoid dapat menghambat aktivasi metabolisme karsinogen, menghambat angiogenesis, sebagai antiproliferasi, menginduksi apoptosis, dan aktivitas antioksidan.
Kandungan flavonoid dalam sarang semut menjadi antioksidan yang dapat mengahambat sel HeLa yang merupakan sel yang terdapat pada kanker serviks. Flavonoid bersifat anti-carcinogenic dari apigenin terkait dengan kemampuannya untuk memodulasi target utama dan jalur yang terlibat dalam kontrol siklus sel, memicu apoptosis, menghambat angiogenesis, menghambat invasi sel tumor dan metastasis, serta transduksi sinyal. Sarang semut mempunyai kandungan berupa zat antioksidan yang cukup tinggi.
Simpulan
Sarang semut (Myrmecodia pendans) mengandung flavonoid dan tanin yang dapat menjadi agen pencegahan untuk pasien yang menderita kanker.
2. Daun dari tanaman sirsak (Annona muricata)
2013 Jurnal Kesehatan Kusuma Husada menerbitkan laporan penelitian ilmiah dengan judul ==> Kegunaan daun sirsak (Annona muricata L) untuk membunuh sel kanker dan pengganti kemoterapi. <== [2]daun sirsak |
Ringkasan penelitian sebagai berikut:
Senyawa acetogenin pada daun sirsak memiliki cara kerja serupa dengan satu obat kemoterapi. Obat kemoterapi kanker itu adalah adreamycin (sebuah nama dagang).
Acetogenin mampu menghambat produksi energi ATP di dalam sel kanker. Efeknya pembelahan sel kanker terganggu.
Acetogenins hanya membunuh sel kanker yang ada dalam tubuh, sedangkan sel normal tidak akan diserang dan akan tetap tumbuh.
Acetogenins dapat melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi yang mematikan. Pengobatan menggunakan acetogenins akan membuat penderita kanker merasa lebih kuat dan lebih sehat selama proses keperawatan, serta memiliki penampilan fisik yang membaik.
3. Daun KELADI TIKUS (TYPHONIUM FLAGELLIFORME (BLOOD) Bl)
2016 Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan menerbitkan laporan penelitian berjudul ==> Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) terhadap Proliferasi Sel Kanker Lidah Manusia (Sp-c1) secara In Vitro. <== [3]3. Daun KELADI TIKUS (TYPHONIUM FLAGELLIFORME (BLOOD) Bl) |
Ringkasan penelitian sebagai berikut:
Keladi tikus merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak ditemukan di Pulau Jawa.
Keladi tikus mengandung berbagai zat aktif yang bersifat antikanker, diantaranya triterpenoid, Ribosome Inactivating Protein (RIP) dan fitol.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Typhonium flagelliforme Lodd. efektif menghambat pertumbuhan sel kanker lidah(SP-C1).
Ekstrak etanol daun keladi tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) efektif menghambat proliferasisel kanker lidah (SP-C1). Potensi hambatan proliferasi tertinggi terjadi pada konsentrasi 125 μg/ml.
4. MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA)
2008 J. Penelit. Med. Eksakta menerbitkan laporan dengan judul ==> Efek sitotoksik in vitro dari ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap kultur sel kanker mieloma. <== [4]MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA) |
Ringkasan penelitian sebagai berikut:
Kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskuler di negara maju, sedangkan di negara berkembang merupakan penyebab utama kematian (Rang et al., 1995).
Penggunaan antikanker yang ideal adalah antikanker yang memliliki toksisitas selektif artinya menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal.
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan antara lain untuk diabetes, liver, antimikroba, hipertensi dan kanker (Anonim, 1989, Hartwell, 1987; Perry, 1980).
Pada penelitian ini pemberian ekstrak buah mahkota dewa pada semua konsentrasi sudah dapat menyebabkan kematian sel mieloma. Pada dosis tertinggi yaitu 5 mg/ml mampu mematikan sel mieloma sebesar 24,75 %. Perlu dipertimbangkan juga bahwa sampel ini masih berupa ekstrak yang berisi macam-macam senyawa, sehingga kemungkinan besar hasil isolasi dari ekstrak ini akan mempunyai kemampuan penghambatan terhadap sel kanker yang lebih besar.
Efek sitotoksik dari ekstrak buah mahkota dewa pada penelitian ini dimungkinkan karena bahan aktif yang terkandung dalam buah mahkota dewa. Hal ini diperkuat oleh Lisdawati (2002) yang membuktikan bahwa tanaman mahkota dewa mengandung terpenoid, alkaloid, saponin dan polifenol. Menurut Wiryowidagdo (2000) tanaman yang mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, terpenoid, polifenol pada umumnya mempunyai efek sebagai sitotoksik dan antioksidan.
Kesimpulan :
Ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dapat menurunkan viabilitas sel mieloma menjadi 75,25% pada konsentrasi 5 mg/ml sehingga dapat dikatakan buah mahkota dewa mempunyai efek sitotoksisitas terhadap kultur sel mieloma.
Catatan tambahan
1. Tulisan ini saya buat dengan tujuan hanya sebagai bahan belajar saja.
2. Jangan menjadikan tulisan saya ini sebagai panduan pengobatan.
3. Selalu berkonsultasi pada dokter anda.
Sumber:
[1] Wulan, K. N., & Muhartono, M. (2017). Sarang Semut (Myrmecodia pendans) sebagai Antikanker. Jurnal Medula, 7(5), 140-143. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/1922/pdf
[2] Nursafitri, E., Sari, R., & Harti, A. S. (2013). Kegunaan daun sirsak (Annona muricata L) untuk membunuh sel kanker dan pengganti kemoterapi. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 4(2). http://stikeskusumahusada.ac.id/jurnal/index.php/JK/article/viewFile/70/118
[3] Harhari, K. P. Y., Supriatno, S., & Medawati, A. (2016). Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) terhadap Proliferasi Sel Kanker Lidah Manusia (Sp-c1) secara In Vitro. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 11(1), 14-18. http://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/download/922/1017
[4] Kurnijasanti, R., Hamid, I. S., & Rahmawati, K. (2008). Efek sitotoksik in vitro dari ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap kultur sel kanker mieloma. J. Penelit. Med. Eksakta, 7(1), 48-54. http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/06%20vol%207%20april%202008%20(48-54).pdf
Belum ada Komentar untuk "TANAMAN HERBAL YANG BERPOTENSI ANTIKANKER"
Posting Komentar