Manfaat Alpukat Untuk Penyakit Diabetes
2019-09-09
Tambah Komentar
Manfaat Alpukat Untuk Penyakit Diabetes |
Manfaat Alpukat Untuk Penyakit Diabetes
Daftar Isi:1. Pendahuluan
2. Penelitian mengenai manfaat alpukat untuk penyakit diabetes
3. Uji toksisitas / apakah alpukat beracun
4. Kesimpulan
5. Catatan tambahan
1. Pendahuluan
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.
Alpukat / Avokad (Persea americana) ialah tumbuhan penghasil buah meja dengan nama sama. Tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah dan kini banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur dan sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia.
2. Penelitian mengenai manfaat alpukat untuk penyakit diabetes.
Apakah alpukat benar - benar memiliki manfaat untuk penyakit diabetes? Adakah penelitian mengenai hal ini? Pertanyaan kritis wajib kita ajukan untuk hal - hal yang penting.Mari kita cari fakta - fakta ilmiahnya.
2.1. Pada tahun 2006 diterbitkan laporan penelitian ilmiah dengan judul Pengaruh pemberian air seduhan serbuk biji alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa.
Penelitian ini dilakukan oleh FIENA MONICA, FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG.
Isi ringkas adalah sebagai berikut
Latar Belakang: Biji Alpukat adalah salah satu obat herbal Indonesia yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat kita untuk mengurangi glukosa darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan efek bubuk biji alpukat yang mengandung 13,6% tannin untuk menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar yang dimuat oleh glukosa.
Metode: Ini adalah penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pra dan Pasca Uji Acak. Sampel adalah 25 ekor tikus jantan Wistar yang diadaptasi selama 1 minggu dan kemudian dibagi rata menjadi 5 kelompok dengan alokasi acak. Semua kelompok berpuasa selama 20-24 jam. Kelompok kontrol negatif (K-) diberi aquadest, kelompok perlakuan pertama (P1) diberi bubuk biji alpukat dengan dosis 0,315g / kgBB, kelompok kedua (P2) diberi bubuk biji alpukat dengan dosis 0,63g / kgBB, yang ketiga (P3) diberi bubuk biji alpukat dengan dosis 1,26 g / kgBB; dan kelompok kontrol positif (K +) diberi acarbose dengan dosis 6.3mg / kgBB. Kemudian semua kelompok dimuat oleh glukosa dengan dosis 6,75 g / kgBB. Tingkat glukosa darah diukur dengan glukometer pada tingkat waktu 7, sebelum dan sesudah diberi perlakuan masing-masing kelompok dan setelah pemuatan glukosa dalam menit 0,15, 30, 60 dan 120.
Hasil: Dengan program NCSS PASS, distribusi data tidak normal dengan p = 0,000056 (p <0,05) sehingga diuji oleh Kruskal-Wallis. Hasilnya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara penurunan kadar glukosa darah masing-masing kelompok dengan p = 0,054238 (p> 0,05). Menurut Area Di Bawah Kurva (AUC), kelompok K (-) adalah 816,9; Kelompok P1 adalah 756,1; Kelompok P2 adalah 715,6; Kelompok P3 adalah 694,3 dan kelompok K (+) adalah 712,1.
Kesimpulan: Pemberian bubuk biji alpukat mengurangi kadar glukosa darah tikus wistar yang dimuat oleh glukosa tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
2.2. Kemudian, pada tahun 2012 diterbitkan laporan ilmiah dengan judul Pengaruh Pemberian Juice Alpukat terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetus Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis II Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan oleh
Annisa Yuniarti Utami, Mahasiswa PPN-PSIK STIKes 'Aisyiyah Yogyakarta.
Harmilah, Dosen pembimbing Skripsi.
Ringkasan laporan ilmiah sebagai berikut
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu gangguan metabolik yang dihasilkan dari penurunan kemampuan tubuh untuk memproduksi insulin atau penurunan sensitifitas reseptor insulin. Hasil pertama yang muncul dari kondisi ini adalah glukosa yang berlebih dalam darah sehingga nilai kadar gula darah lebih dari normal.
Berdasarkan hasil studi pendahulan di Puskesmas Jetis II, DM masuk ke dalam “Top 10 Penyakit Tahun 2010” yaitu pada urutan ke 10 sebanyak 52 penderita.
Beberapa fakta yang ada membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh pemberian juice alpukat terhadap kadar gula darah penderita DM tipe II.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu untuk mengetahui pengaruh pemberian juice alpukat terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe II di puskesmas jetis II. Penelitian dengan rancangan pre post test with control. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan.
Populasi dari penelitian ini adalah semua orang yang menderita diabetes melllitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Jetis II yang berjumlah 52 orang.
Kesimpulannya adalah Ada pengaruh pemberian juice alpukat terhadap penurunan kadar gula darah penderita dibetes mellitus tipe II.
2.3. Nah, selanjutnya pada tahun 2013 diterbit kan laporan penelitian Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Tikus Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.
Penelitian dilakukan oleh YUNITA EBRILIANTI OKTARIA, FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Ringkasan laporan sebagai berikut
Biji alpukat mengandung flavonoid yang diduga memiliki potensi sebagai antidiabetes. Beberapa mekanisme flavonoid dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah mengurangi penyerapan glukosa dan meningkatkan sekresi insulin.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill) terhadap tikus galur wistar yang diinduksi aloksan.
Metode penelitian ini adalah pre and post control group design. Dua puluh lima ekor tikus dibagi dalam 5 kelompok perlakuan.
Kelompok I(kontrol negatif)diberi aquadest, kelompok II (kontrol positif) diberi Glibenklamid 0,45mg/kgBB, kelompok III, IV dan V diberi ekstrak etanol biji alpukat, dengan dosis 300,600 dan 1200 mg/kg BB.
Sebelumnya tikus diberi diinduksi aloksan 150 mg/kg BB secara intraperitoneal, 3 hari kemudian tikus yang kadar glukosa darahnya ±200 mg/dL digunakan untuk penelitian.
Perlakuan terhadap tikus dilakuakn selama 7 hari dengan 3 kali pengambilan darah yaitu hari ke-0,3 dan 10.
Kesimpulan penelitian adalah Ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill) dosis 300 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, dan 1200 mg /kg BB mempunyai aktivitas antidiabetes terhadap tikus galur wistar yang diinduksi aloksandengan dosis optimal 1200 mg/kg BB yaitu menurunkan sampai kadar rata-rata 134,8±27,2 mg/dL.
2.4. Pada tahun 2016 diterbitkan laporan penelitian dengan judul Uji efek antihiperglikemia kombinasi ekstrak etanol daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill) terhadap mencit jantan (Mus musculus) swiss webster yang diinduksi aloksan.
Penelitian dilakukan oleh:
Luthpi Widya Putri, Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116
Umi Yuniarni, Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116
Siti Hazar, Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116
Isi dari penelitian sebagai berikut:
Daun alpukat dan biji alpukat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit salah satunya adalah sebagai antihiperglikemia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kombinasi dari ekstrak etanol daun alpukat, dan biji alpukat sebagai antihiperglikemia pada mencit putih jantan Swiss Webster.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode induksi aloksan dan diukur menggunakan glukometer.
Mencit dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol positif, kontrol negatif, pembanding glibenklamid, ekstrak etanol daun alpukat 100 mg/0,002 kgBB dan biji alpukat 315 mg/0,002 kgBB, serta kombinasinya 50 mg/0,002 kgBB : 157,5 mg/0,002 kgBB.
Parameter yang diamati yaitu kadar glukosa darah puasa. Uji statistika menggunakan ANOVA uji lanjut Dunnet, uji lanjut Tukey.
Hasil penelitian menunjukkan presentase kadar glukosa darah sediaan uji terhadap pembanding pada kelompok kombinasi mempunyai penurunan yang lebih tinggi.
Pada uji kombinasi secara praklinis menurunkan kadar glukosa darah yang signifikan yaitu ada perbedaan dibandingkan sediaan daun dan biji.
Secara statistik sediaan biji dan daun menunujukan sig. 0,940>0,05 tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan, sediaan daun dan kombinasi menunjukan sig.0,058>0,05 tidak siginifikan artinya tidak ada perbedaan, dan sediaan biji dan kombinasi menunjukan sig. 0,032<0,05 signifikan artinya ada perbedaan antara biji dan kombinasi
2.5. Kemudian pada tahun 2017 ada penelitian dengan judul The effectiveness of 70% methanolic extract of avocado leaf (Persea americana Mill) in decreasing blood sugar levels in male rats (Rattus norvegicus) wistar strain induced alloxan.
Penelitian dikerjakan oleh:
Anindita Putri Handayani, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Retno Sintowati, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Riandini Aisyah, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hasil penelitian sebagai berikut:
Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman tradisional yang memiliki kandungan flavonoid dan tannin yang dapat menurunkan kadar gula darah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak metanol 70% daun alpukat (Persea americana Mill) terhadap penurunan kadar gula darah.
Metode penelitian menggunakan eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest – posttest with control group design. Hewan uji yang digunakan 25 ekor tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, dan berat badan 150-200 gram yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I: kontrol negatif (aquades), kelompok II: kontrol positif (glibenklamid), kelompok III, IV, V : ekstrak metanol 70% daun alpukat dengan dosis berturut-turut adalah sebagai berikut: 100 mg/ 200 grBB, 150 mg/ 200 grBB, 200 mg/ 200 grBB. Gula darah diukur dengan alat spektrofotometer.
Berdasarkan hasil uji ANOVA, data penurunan kadar gula darah hari ke-7 pemberian ekstrak nilai probabilitas signifikan p = 0, 000 dengan demikian p < 0, 05 maka terdapat perbedaan penurunan kadar gula darah yang bermakna.
Berdasarkan uji LSD dari semua kelompok didapatkan nilai p < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan penurunan kadar gula darah yang signifikan antara2 kelompok.
Kesimpulan: Ekstrak metanol 70% daun alpukat (Persea americana Mill) dosis 200 mg/200; 100 mg/200 and 150 mg/ 200 gram/berat badan dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit jantan galur wistar
3. Jurnal Toksisitas / apakah alpukat mengandung racun?
Informasi tentang toksisitas / uji racun sangat penting kita pahami, supaya kita bisa berhati-hati.3.1. Pada tahun 2012 di Manado ada penelitian mengenai toksisitas biji alpukat, judulnya adalah Analisis senyawa metabolit sekunder dan uji toksisitas ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea americana Mill.).
Penelitian dilakukan oleh:
Mira Marlinda, Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat, Manado
Meiske S. Sangia, Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat, Manado
Audy D. Wuntu, Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat, Manado
Hasil ringkas penelitian sebagai berikut:
Biji buah alpukat telah banyak digunakan sebagai obat tradisional, oleh karena itu diperlukan informasi ilmiah tentang kandungan kimia dan efek samping yang ditimbulkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam biji alpukat, serta menentukan toksisitas ekstrak biji alpukat berdasarkan metode Brine Shrimp Lethality Test(BST).
Skrining fitokimia merupakan suatu tahap seleksi awal untuk mendeteksi golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan. Skrining fitokimia meliputi uji alkaloid, uji triterpenoid dan steroid, uji tanin, uji flavonoid dan uji saponin. Uji toksisitas menggunakan metode BST dengan bioindikator larva Artemia salina Leach.
Hasil yang diperoleh dianalisis dengan analisis probit menggunakan SPSS 20.0 for Windows untuk mengetahui nilai Lethal Concentration 50(LC50).
Berdasarkan skrining fitokimia, biji buah alpukat diketahui mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid dan saponin.
Nilai LC50 yang diperoleh berdasarkan uji toksisitas biji buah alpukat mentega segar dan kering, serta biji buah alpukat biasa segar dan kering, yaitu masing-masing sebesar 42,270 mg/L, 36,078 mg/L, 36,924 mg/L, dan 34,302 mg/L.
3.2. Kemudian ditahun 2014 juga dilakukan uji toksisitas dengan judul Isolasi Senyawa Aktif Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana) dan Uji Toksisitas Terhadap Artemia Salina Leach.
Penelitian dilakukan oleh
Andi Nur Fitriani Abubakar, Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
Aisyah, Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
Maswati Baharuddin, Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
Ringkasan penelitian sebagai berikut
Biji alpukat (Persea americana) diakui sebagai salah satu tanaman obat. Ini mengandung beberapa metabolit sekunder, yang memiliki aktivitas toksik.
Namun, upaya untuk mengidentifikasi senyawa aktif dari biji alpukat (Persea americana) masih relatif jarang. Oleh karena itu, dilakukan uji isolasi dan toksisitas terhadap senyawa aktif biji alpukat.
Maserasi satu kilogram bubuk kering biji dengan etanol diperoleh 49,7464 gram ekstrak. Pemisahan ekstrak etanol dengan kromatografi kolom menghasilkan 0,0698 gram crytal jarum putih murni, yang merupakan triterpenoid positif berdasarkan uji Lieberman-Buchard.
Selain itu, spektrum inframerah menunjukkan keberadaan OH, C = C, C-C, C = O, -C-H, -CH3, -CH2 dan peregangan C-O, yang mendukung senyawa yang diduga.
Hasil uji toksisitas pada Artemia salina Leach menunjukkan bahwa ekstrak, fraksi dan isolat murni dari ekstrak etanol bersifat toksik dengan nilai LC50 13.274 g / mL; 9.528 g / mL dan 8.128g / mL, masing-masing.
4. Kesimpulan
4.1. Jus alpukat diketahui dapat menurunkan kadar gula darah.4.2. Daun alpukat diketahui dapat menurunkan kadar gula darah.
4.3. Biji alpukat diketahui dapat menurunkan kadar gula darah.
4.4. Hati-hati kalau anda konsumsi biji alpukat karena mengandung racun.
5. Catatan tambahan
5.1. Tulisan ini saya buat dengan tujuan hanya sebagai bahan belajar saja.5.2. Jangan menjadikan tulisan saya ini sebagai panduan pengobatan.
5.3. Selalu berkonsultasi pada dokter anda.
Sumber:
Monica, F. (2006). Pengaruh pemberian air seduhan serbuk biji alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine). [https://core.ac.uk/download/pdf/11719590.pdf]
Utami, A. Y., & Harmilah, H. (2012). Pengaruh Pemberian Juice Alpukat terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetus Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis II Bantul Yogyakarta (Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta). [http://digilib.unisayogya.ac.id/724/1/naskah%20publikasi-ANNISA%20YUNIARTI%20UTAMI.pdf]
Oktaria, Y. E. (2013). Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Tikus Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). [http://eprints.ums.ac.id/24213/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf]
Putri, L. W. (2016). Uji efek antihiperglikemia kombinasi ekstrak etanol daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill) terhadap mencit jantan (Mus musculus) swiss webster yang diinduksi aloksan (Doctoral dissertation, Fakultas MIPA (UNISBA)). [http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/farmasi/article/download/1753/pdf]
Sintowati, R., Handayani, A. P., & Aisyah, R. (2017). The effectiveness of 70% methanolic extract of avocado leaf (Persea americana Mill) in decreasing blood sugar levels in male rats (Rattus norvegicus) wistar strain induced alloxan. Biomedika, 8(1). [https://pdfs.semanticscholar.org/9f7b/edd53e62eb6b0a6b7a3b69d59c5e4c53bf42.pdf]
Marlinda, M., Sangi, M. S., & Wuntu, A. D. (2012). Analisis senyawa metabolit sekunder dan uji toksisitas ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea americana Mill.). Jurnal MIPA, 1(1), 24-28. [https://media.neliti.com/media/publications/115777-ID-analisis-senyawa-metabolit-sekunder-dan.pdf]
Abubakar, A. N. F., Aisyah, A., & Baharuddin, M. (2014). Isolasi Senyawa Aktif Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana) dan Uji Toksisitas Terhadap Artemia Salina Leach. Al-Kimia, 2(1), 25-32. [http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al-kimia/article/download/1635/1592]
Belum ada Komentar untuk "Manfaat Alpukat Untuk Penyakit Diabetes"
Posting Komentar